
Tips mulai berprofesi jadi desainer grafis
Puskomedia.id–Ketika mereka yang ingin bergelut di bidang desainer grafis, pastinya sudah tahu segala konsekuensinya. Baik itu dalam bekerja, hingga mengatur waktu untuk memulai projek desain yang akan digarapnya.
Terlepas dari itu, seorang desainer grafis sering dilihat oleh mata umum profesinya itu menyenangkan. Hanya duduk di depan komputer atau laptop uang pun mengalir. Itu hanya sisi baiknya saja yang dipandang sebalah mata saja. Sisi buruknya tidak akan tahu dan mungkin tidak mau tahu.
Baca juga : Divi Mania, Tema Divi WordPress Paling Anteng Buat Web Desainer
Lalu, bagaimana saya harus memulainya?
Adaptasi dengan segala hal
Kenapa harus beradaptasi? Ya, berbagai jenis klien berbeda-beda. Ada yang baik hati, ada yang setengah-setengah, ada yang mintanya beres, ada yang usil, ada juga yang masa bodo dengan pesanannya yang terpenting jadi itu desain.
Tetapi, adaptasi di sini juga bukan kepada bagaimana melayani seorang klien pada saat bertemu atau memesan desain kepada Anda. Melainkan seorang desainer dituntut harus tahu berbagai teknik dari aplikasi desainer grafis seperti Inkscape, CorelDraw, Photoshop, Illustrator, Publisher, Freehand, dan sebagainya masih banyak lagi.
Dari sekian banyaknya aplikasi yang dapat digunakan desainer, beberapa orang pasti hanya menguasai sedikit-sedikit saja. Tetapi ada juga yang sudah menekuni satu aplikasi tersebut yang menjadi alat untuk mendesain.
Sayang sekali jika desain grafis hanya sekedar dilihat dari mengoperasikan software. Seperti halnya semua ibu-ibu bisa menggunakan teflon, tapi tetap saja rasa dari masakan yang dihasilkan akan berbeda.
Baca juga:
- Alasan VPS lebih baik dari Shared Hosting
- Cara efektif optimasi WordPress
- Hapus komentar spam dengan cara ini
Sabar itu yang utama
Siap-siap bagi kamu yang ingin menjadi desainer grafis. Hati dan pikiran harus benar-benar sabar. Saya ulangi lagi, sabar dan sabar. Kondisi ini akan kamu rasakan ketika menemukan seorang klien yang dapat dibilang sedikit geser sedikit ganti, sedikit diubah. Lama-lama menjadi bukit dan buyar konsep desainnya.
Misalkan mereka si klien merevisi beberapa kali, kalau ngga salah diitung itu ada 20 kali ujung-ujungnya ya kembali lagi ke desain yang pertama kali dia lihat. Uh.. #pengalaman 😀 Ya, yang seperti ini jangan diambil hati, tetapi juga pengin #eh sudahlah. Kita harus sabar-sabar, karena sabar disayang Allah SWT. 🙂
Nah, bila memang kamu menemukan klien yang seperti itu, ingat jangan bawa golok harus sabar. Lakoni saja yang mereka katakan dan inginkan. Jadi, kamu ambil enaknya saja, walaupun hatimu hancur.
Atur waktu agar tetap sehat
Ini yang paling penting. Kesehatanmu yang paling utama dan terutama. Ketika Anda menggambar atau mendesain projek dari klien, dan telah lama duduk di depan komputer, jangan sampai lupa waktu dan tidak mengisi perutmu. (walaupun dompetmu sudah terisi penuh).
Aturlah waktumu sebaik mungkin untuk kesehatanmu juga. Makan yang teratur dan cukup gizi. Oiya, minumlah air bening (bukan putih, karena kalo putih itu susu) yang banyak. Kata dokter kan 8 gelas sehari. Nah, apalagi yang suka banget dengan minuman bersoda. Uh, kan kaya ada semut-semutnya gitu di mulut. Terasa gimana deh.
Tapi, terlalu banyak minuman bersoda juga tidak baik bagi kesehatan. Apalagi kamu kan pekerjaanya mikir dan duduk. Mikirin konsep desain (bukan mikirin kekasihmu).
Cintai pekerjaanmu
Seperti kamu ingin pedekate dengan seorang wanita idaman yang putih, berambut panjang (ngga bolong yah) kekinian lagi. Kamu harus mencintai dia, dia si pekerjaanmu. Dari awal ingin belajar desain grafis, tentunya perlu pedekate. Ya belajar berbagai aplikasi desain grafis, tetapi jangan setengah-setengah. Nanti malah bobrok di tengah jalan, turun mesin.
Cukup satu aplikasi lebih dahulu ditekuni, namun kamu bisa sambil belajar dengan aplikasi lain agar mempersiapkan bila ada klien untuk mengedit dengan aplikasi tertentu yang mereka inginkan.
Sebetulnya tips ini bukanlah tips sebagai acuan hidup seorang desain grafis. Tetapi kalau kamu ingin mengambil tips-tips ini dan memperagakan, boleh saja. Tidak ada yang melarang.
Akhir kata, Desain Grafis bukan sekedar profesi dan hobby, tetapi bila sudah ditekuni akan menguras pikiran dan tenaga. 🙂